728x90 AdSpace

Terbaru
Friday, 14 February 2014

Dampak Revolusi Sia

Pya Manomakom yang menjabat kepala pemerintahan (PM) adalah seorang revolusioner yang telah lama menjadi pegawai raja, sehingga masih saja tunduk kepada raja sebagai raja absolut. Karna itu politik Pya Manomakom merupakan kelanjutan politik konservatif seperti sebelum revolusi sehingga rakyat kecewa dan timbul suasana kacau. Golongan komunis dan pembantu-pembantunya berkebangsaan Cina berusaha mengambil keuntungan dari situasi yang kacau ini. Oleh karna itu pemerintah menjalankan politik kekerasan, sehingga pada bulan desember 1932 politik konservatif mendapat kemenangan luas. Akibatnya, kekuatan raja menjadi lebih besar dari apa yang telah digariskan oleh Phibi dan kawan-kawannya. Assembly yang bersifat unicameral, separuh anggotanya ditunjuk oleh raja. Raja akhirnya mempunyai 3 kekuasaan penting, yakni :
  1. Raja dapat membubarkan Assembly tanpa persetujuan kabinet, tetapi suatu pemilihan baru harus diadakan dalam jangka waktu 3 bulan.
  2. Raja mempunya hak untuk memveto undang-undang, tetapi Assembly dapat mengesampingkan hak veto tersebut dengan jalan pengambilan suara kedua.
  3. Raja berhak mengeluarkan dekrit secara mendadak selama dekrit itu ditanda tangani oleh Menteri yang bersangkutan.

Di samping  itu, pembatasan-pembatasan terhadap para pangeran seperti yang tercantum di dalam konstitusi yang dipersiapkan oleh Pridi dan kawan-kawan ternyata dihapuskan.Untuk menjamin keamanan sifat kediktatorannya, maka partai-partai politik dikekang. Selaras dengan rencana yang dicetuskan setelah revolusi, maka Siam mempersempatkan diriuntuk pemilihan umum. Meski modernisasi itu sudah dijalankan sejak Chulalongkorn, namun kenyataanya rakyat Siam sampai tahun 1932 keadaanya masih sangat menyedihkan. Oleh karena itu tidak mengherankan sewaktu diadakan pencatatan calon pemilih, ternyata yang tercatat secara resmi sebagai warga negara hanya 10% yang dapat memberikan suaranya ( Ali Az, hal 110).

Pada bulan desember 1933 pemilihan umum dilaksanakan untuk pertama kalinya. Dari seluruh jumlah anggota parlemen, 78 anggota dipilih rakyat, dan separuhnya ditunjuk oleh Partai Rakyat. Dalam parlemen ini tetap duduk 2 pemimpin revolusi, yakni Pridi dan Phibun (Ibid, Hal 109).

Meskipun revolusi itu sebenarnya hanya dikalangan golongan menengah yang telah mengeyam pendidikan barat akan tetapi revolusi ini telah banyak menimbulkan perubahan-perubahan besar baik dalam bidang politik, sosial maupun ekonomi. Namun munculnya Pya Manomakom yang konservatif itu ternyata banyak menghambat pelaksanaan cita-cita kaum revolusioner. Pada tahun 1933atas permintaan raja, Partai Rakyat dibekukan sebagai sebuah partai politik dan berganti sifatnya sebagai kelompok sosial (D.G.E. Hall, 1997:86).

Setelah berhasil melumpuhkan Partai Rakyat, Manomakom berusaha membebaskan pemerintahannya dari kontrol Pridi dan kawan-kawannya. Kesempatan yang baik diperolehnya ketika Pridi menyodorkan sebuah rencana ekonomi nasional, maka rencana tersebut olehnya dinyatakan bersifat komunis. Kali ini didasarkan bahwa rencana tersebut tercantum pembelian tanah pertanian yang dibayar dengan sistim obligasi pemerintah, serta kaum tani harap menjadi pegawai pemerintah. Dengan dasar tersebut raja atas desakan Pya Manomoakom mengeluarkan undang-undang darurat yang berisi larangan terhadap kaum komunis di Siam dan Pridi di paksa meninggalkan Siam sebagai seorang buangan. Dengan demikian pemerintah terbebas dari unsur kiri (Ali Az, hal 109).

Setelah berhasil mendepak Pridi, Pya Manomakom terus mengadakan pembersihan, termasuk dikalangan angkatan bersenjata. Sewaktu pembersihan tersebut memasuki kalangan bersenjata, 4 orang pemimpin angkatan bersenjata dengan Pya Bahol sebagai  ketuanya mengajukan permintaan berhenti dari jabatan mereka masing-masing. Keempat orang itu adalah kawan Pridi didalam revolusi tahun 1932. Setelah permohonan mereka itu diterima dengan baik oleh pemerintah, maka mereka merencanakan suatu kudeta lagi. Kudeta yang mereka lancarkan pada tanggal 19 Juni 1933berhasil. Pya Manmakom mengundurkan diri dan tempatnya digantikan Pya Bahol. Sebuah Council baru yang beranggotakan pengikut-pengikut Pya Bahol dilantik dan Assembly di hidupkan kembali. Selanjutnya pemerintah mengeluarkan pernyataan bahwa politik yang dianutnya bersifat anti komunis dan akan mempertahankan konstitusi.

Pada bulan september 1933 Pridi di ijinkan untuk kembali ke Siam. Sebuah komisi dibentuk untuk menyelidiki tuduhan-tuduhan yang dilakukan terhadap dirinya sebagai seorang komunis. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa Pridi bersih dari tuduhan-tuduhan tersebut.

Melihat semakin meningkatnya golongan revolusioner ini maka kelompok konservatif berusah merebut kekuasaannya kembali. Pada bulan Oktover 1933 suatu revolusi militer yang di pimpin oleh pangeran  Bavaradej berhasil menduduki pangkalan udara Dom Muang dan menuntut pengunduran diri Pya Bahol dan kawan-kawannya. Kebetulan tentara yang bertugas di ibu kota tetap setia kepada Pya Bahol, bahkan tentara yang setia terhadap Pya Bahol yang dipimpin oleh Phibun Songgram berhasil merebut kembali pangkalan udara Dom Muang. Akhirnya pemberontak lari ke Saigon (Vietnam).

Pada saat krisi berlangsung, raja bersikap netral. Namun, ia tetap gagal mendapatkan kembali kepercayaannya dari rakyatnya. Dengan alasan untuk urusan kesehatannya, maka pada bulan Januari 1934 raja pergi keluar negeri. Sedangkan para pejabatnya (kaum Aristokrat) tidak berhasil mendapatkan kembali posisinya. Sementara itu Pridi baru kembali ke Siam pada bulan Maret 1934. Dengan kembalinya Pridi, maka muncul 3 pemimpin revolusioner : Pya Bahol, Phibun Songgram, dan Pridi.

Dengan munculnya kembali kaum revolusioner ini merarti bangsa siam mengangkat kembali sistim demokrasi kepermukaan untuk menjamin kedaulatan rakyat. Dibawah pemerintahan kaum revolusioner 1934-1938 Siam dalam posisi yang baik, sebab sistem pemerintahan yang demokratis tertanamkan. Namun, selama pemerintahan revolusioner itu berlangsung, timbul pertentangan dalam perpecahan karena adanya perbedaan antara Phibun dan Pridi.

Phibun Songgram seorang militer, sehingga lebih mengutamakan politik dan keamaan. Sedangkan Pridi Banohmyong seorang ahli hukum dan juga guru besar dari Universitas Chulalongkong, lebih bersifat sosial dan semua kebijaksanaannya berdasar keadaan sosial  masyarakat.Akibat pertentangan ini,maka golongan menengah yang baru lahir menjadi terpecah juga. Hanya dengan kepribadian yang kuat dari Perdana Mentri Pya Bahol,pemerintah dapat diselamatkan dari perpecahan. Suatu tindakan bijaksana yang berhasil mengatasi perselisihan itu adalah sewaktu menjelang Perang Dunia II. Pridi pro kepada Sekutu,sedang Phibun pro kepada Poros.Untuk menjebatani sikap yang berlawanan itu,Pya Bahol mengangkat kedua orang tersebut sebagai Mentri.Untuk sementara perselisihan dapat dihindarkan.

Pada bulan Maret 1935 raja meninggalkan tahtanya pergi keluar negeri. Sebagai gantinya ditunjuk Pangeran Ananda Mahidol ( 1935-1946 ),yang waktu itu masih berumur 10 tahun dan sedang belajar di Swiss. Karena raja belum cukup umur,maka sebuah Dewan Perwalian yang terdiridari 3 orang ditunjuk. ( D.G.E Hall,1997:86 ).

Sementara itu pengaruh Phibun Songgram semakin besar,terutama setelah keberangkatan Pridi untuk mengadakan tour ke luar negeri pada pertengahan tahun 1935. State Council semakin lama semakin lemah akibat percecokan diantara anggota-anggotanya. Jabatab-jabatan pemerintahan sipil makin banyak yang diberikan kepada opsir-opsir militer,sehingga pemerintahan makin jelas menunjukkan sifat diktator. Pemerintahan Pya Bahol masih mengalami pemilihan umum yang diadakan pada tahun 1937,tetapi Assembly yang baru dibatasididalam menjalankan kehendaknya. Pada bulan Desember 1938 Pya Bahol mengundurkan diri.

Pemerintahan baru dipimpin oleh Phibun Songgram dengan Pridi sebagai Mentri keuangan. Kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah Phibunbenar-benar bersifat nasional,antara lain memperluas pendidikan,menmberi lapangan  kerja  kepada rakyatnya,membatasi kegiatan orang-orang Cina,beban kaum tani diperingan,dan pada tanggal 24 Juni 1939 mengganti nama Siam menjadi Muangthai ( Thailand ).
Di samping itu,pada masa pemerintahan Phibun ini pulakaum revolusioner berhasil menghilangkan hak-hak istimewa raja dan kaum bangsawan. Muangthai menjadi kerajaan konstitusional dan demokratis seperti Inggris. Sejak itu kekuasaan negara secara nyata dipegang oleh Perdana Mentri yang dipilih melalui pemilihan umum yang bebas.
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments :

Post a Comment

Item Reviewed: Dampak Revolusi Sia Rating: 5 Reviewed By: Unknown